Wednesday, March 28, 2007

Humor Anggota DPR dan Laptop

Anggota DPR: "Mba, laptopnya salah."
Customer Service: "Salah gimana pak?"
Anggota DPR: "Laptopnya nggak mau hidup."
CS: "Sudah tekan tombol power pak?"
Anggota DPR: "Tombol powernya sebelah mana mba?"

****

Anggota DPR: "Mba, saya mau konek ke internet nggak bisa, kenapa ya?"
Customer service: "Nggak bisanya kenapa?"
Anggota DPR: "Saya ketik www.playboy. com <http://www.playboy. com/>, gambarnya nggak keluar."
Customer service: "Pesan errornya apa pak?"
Anggota DPR: "Nggak ada pesan error, pokoknya saya ketik playboy.com di addressnya, nggak muncul gambar sama sekali."
Customer service: "Bapak koneksi internetnya pakai apa, dial up, hotspot?"
Anggota DPR: "Pakai gambar yang ada tulisan e (maksudnya internet explorer)."
Customer service: "Maksud , bapak langganan internetnya pakai ISP apa, lalu cara koneksi internetnya pakai dial-up atau hotspot, mungkin settingnya ada yang salah."
Anggota DPR: "ISP itu apa sih mba?"
Customer service: "Wah ini sih 50 x 2 pak.."
Anggota DPR: "Apa tuh mba?"
Customer service: "CAPE' DEH!!"

******

Anggota DPR: "Mba' saya ingin daftar account di yahoo.com kok nggak bisa ya?"
Customer service: "Nggak bisa kenapa pak?"
Anggota DPR: "Ada tulisan, paswort is nat long inof, suld bi mor ten 8 karakter"
Customer service: "Itu maksudnya, password bapak minimal 8 huruf."
Anggota DPR: "Oooo...oke deh.., saya coba dulu."
Anggota DPR: "Mba password minimal delapan huruf itu delapannya pakai angka 8 atau ejaan delapan?"
Customer service: "Maksudnya?"
Anggota DPR: "Saya suda tulis di kolom password minimal 8 huruf, tapi bingung mau tulis delapannya, pakai angka delapan atau ejaan huruf 'delapan'."
Customer service: "Ketik ini aja pak..C Spasi D."
Anggota DPR: "Apa tuh?"
Customer service: "CAPE' DEH !!!"

****

Anggota DPR: "Mba' kalau muter film di laptop, gimana caranya ya?
CS: "Ada DVD playernya kan pak?"
Anggota DPR: "Sebelah mana tuh mba?"
CS: "Di samping kanan, pak. kalau di tekan tombolnya nanti, piringan discnya keluar."
Anggota DPR: "Ooooo.... yang keluar itu, piringan disc ya? Udah patah tuh kemarin."
CS: "Kok bisa patah?"
Anggota DPR: "Saya kira tempat buat naruh gelas minuman."

******

Anggota DPR: "Komputer saya rasanya kena virus"
CS: "Virus apa tuh pak?"
Anggota DPR: "Kurang tahu juga, setiap mau cetak ke printer, selalu ada tulisan kennot fain printer."
CS: "Itu mungkin salah setting pak."
Anggota DPR: "Settingnya udah bener kok, kemarin aja bisa nyetak, tapi sekarang nggak bisa. Saya sudah tunjukkin printernya di depan laptop, tetap aja dia terus-terusan "sercing printer not found." Kayanya webcamnya rusak, nggak bisa lihat printer."
CS: "Mendadak laper nih Pak, ingin makan tape.."
Anggota DPR: "Lho..kok begitu?"
CS: "TAPE DEH !!!!"


Monday, March 26, 2007

Generic House

Media Indonesia edisi 2 Maret 2007 memberitakan Perum Perumnas akan membuat rumah supermurah.
Direktur Utama Perumnas Harry J Salawat mengungkapkan Perumnas ingin membangun rumah yang supermurah bagi masyarakat berpenghasilan rendah golongan terbawah yang berpenghasilan kurang dari Rp1 juta.
Rumah supermurah itulah disebut 'rumah generik.' Harga bangunan seukuran 27 m2 itu cuma Rp8,1 juta, atau sekitar Rp300 ribu/m2. Dengan ditambah tanah dan segala macam, totalnya rumah ini bakal dilepas dengan harga maksimal Rp25 juta.
Harga itu jauh di bawah plafon tertinggi harga rumah sederhana sehat Rp49 juta. Hal tersebut, menurut Direktur Korporasi dan Pertanahan Perumnas Paryatno Parno, bisa dicapai hanya dengan tingkat efisiensi tinggi untuk meminimalkan biaya. Termasuk dalam waktu pembangunan, yang katanya hanya butuh delapan jam untuk menyelesaikan satu 'rumah generik'.
Tapi, untuk merealisasikan rencana itu, ternyata Perumnas belum punya dana yang cukup untuk modal kerja. Akhirnya mereka pun memilih mengajukan pinjaman ke pemerintah. Jumlah yang diajukan Rp300 miliar.
Tapi, permintaan ini sepertinya akan lebih dulu digagalkan di parlemen. Pada rapat dengar pendapat umum Komisi V DPR RI dengan BTN, Perumnas, REI, dan Apersi di Jakarta, Senin (26/2), kalangan anggota DPR sudah memberi tanda-tanda ketidaksetujuan mereka terhadap rencana Perumnas.
Anggota Komisi V DPR Enggartiasto Lukita mengatakan permintaan modal kerja yang diajukan Perumnas sama sekali tidak bisa diterima. "Harusnya Perumnas cari modal sendiri. Kalau Perumnas bisa seenaknya minta (pinjam) modal ke pemerintah, ini tidak adil bagi pengembang swasta. Belum lagi bunga yang diminta hanya 8%, tidak masuk akal," kata Enggar yang mantan Ketua Realestat Indonesia itu.
Jika status tanah yang selalu jadi alasan, Enggar yang juga menjabat Komisaris Utama PT Unicora Agung, Dirut PT Kartika Karisma Indah, Dirut PT Kemang Pratama, Dirut PT Bangun Tjipta Pratama, dan Direktur PT Supradinakarya Multijaya (1994-2004) menyatakan seharusnya Perumnas segera meningkatkan status tanahnya menjadi hak guna bangunan (HGB). Menurutnya, dengan biaya yang tidak terlalu besar untuk mengubah status, tanah itu sudah bisa dijaminkan.
Tak cuma itu, kalangan parlemen juga masih ragu apakah proyek pembangunan 'rumah generik' ini akan menghasilkan keuntungan konkret buat Perumnas. Pasalnya, selama ini Perumnas boleh dibilang selalu merugi. "Kalau setelah dikasih pinjam ternyata merugi juga, bagaimana? Apa mau disubsidi lagi?" kata Enggar, dikutip Media Indonesia.

***

Gue jadi heran lagi nih, kalau berkaitan dengan rakyat kecil dan proyek-proyek yang membuat anggota dewan tidak kecipratan duit, kok anggota dewan wakil rakyat bersikap negatif ya?
Kenapa dewan wakil rakyat tidak setuju aja, lalu bantu perwujduan rumah buat rakyat kecil itu.
Atau mereka tidak setuju karena ada yang merasa proyek itu lebih baik diwujudkan pihak mereka melalui kroni mereka?