Wednesday, August 29, 2007

Free School for the Poor

From: SIANNE DHALIA WINATA [mailto:sianne_winata@bca.co.id]
Sent: Wednesday, August 01, 2007 8:41 AM
Subject: silahkan forward seikhlas nya


Dear All,

maaf mengganggu :

Kalau kenal atau mengetahui ada anak miskin atau dari golongan kurang
mampu, lulus SD (berijasah) tetapi tidak dapat meneruskan ke SMP, umur
max 18 tahun, tinggal di Jakarta Selatan, dapat menghubungi Ibu Ade,
Pancoran Timur VIII no. 4B Jakarta 12770 telp. 7990412 HP.
085691500258, untuk selanjutnya akan disurvei, Insya Allah tahun ini
akan dibuka sekolah rakyat (SMP terbuka) gratis di Jakarta Selatan
khusus untuk anak miskin dan dari golongan tidak mampu ..silahkan
forwrd seikhlas nya



Thanks

Hati-Hati bila Bertemu Dia

Kiriman dari e-mail di milis saya.

Sebagai bahan renungan aja kali ya, ternyata masih ada yang begini. mungkin rekan-rekan udah ada yang terima surat ini.
Semoga bukan diantara kita........ .ya !!!......... ...
Rekans,
Berhati-hatilah bila melihat mobil Ford Everest biru, dengan nomer polisi B 2708 CF. Ciri lainnya terdapat plakat DPR-MPR RI didekat nomor polisi bagian depannya. Pengemudinya berkulit hitam, berbadan tegap, berusia sekitar 30an , berambut cepak agak plontos.

Adapun kronologis kejadian menurut adikku yang korban dan saksi setempat ,
Pada tanggal 18-08-07, sekitar jam 10.45 terjadi serempetan antara mobil Ford dan mobil Avanza yang dikendarai oleh adik saya di kompleks perumahan Taman Permata, Karawaci.
Akibat dari kejadian itu, bemper kanan belakang (tepatnya diatas roda belakang sebelah kanan) mobilku copot.

Setelah tabrakan itu, pengemudi mobil ford biru itu turun dari mobil, langsung lari menghampiri mobil adik saya yang saat itu baru memberhentikan mobilnya. Pengemudi mobil ford itu langsung turun melayangkan tinjunya berkali-kali ke arah wajah adik saya. Setelah itu, dia langsung membuka pintu mobilku, mencabut kunci yang masih melekat pada kontaknya, mengambil dompet adik saya yang tergeletak di kursi penumpang sebelah kanan, dan pergi meninggalkan adik saya yang masih belumuran darah dan mobilnya di TKP begitu saja.

Dengan dibantu oleh tukang ojek dan satpam, adik saya diantar pulang kerumah. Pada saat itu saya yang sedang berada dirumah sendirian sangat panik melihat keadaannya yang babak belur dan berlumuran darah diseluruh mukanya. Saat itu, saya ingin segera mengantarkan adik saya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan pertama, saya baru teringat akan kunci mobil dan stnk yang masih ditahan oleh 'jagoan bermobil biru itu'.

Indetitas 'jagoan' itu yang akhirnya diketahui bernama Ilham dari petugas keamanan setempat, sehigga saya, dengan diantar oleh 2 orang satpam itu ke rumahnya utk mengambil kembali kunci mobil guna mengantarkan adik saya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

Apa yang terjadi kemudian, benar sangatlah diluar dugaan, Jagoan tersebut sudah menunggu kami didepan rumahnya dengan berkacak pinggang.
Saat itu, saya yang masih kebingungan segera menanyakan kunci mobil dan dompet yang berisikan STNK, itu akan tetapi langsung dibentak oleh JAGOAN itu, supaya saya jangan menanyakan kunci dan STNK mobil itu, atau saya juga akan dipukul seperti adik saya.

Sebagai seorang wanita, saya tetap bersikeras untuk meminta kembali kunci mobilnya, guna mengantarkan adik saya untuk mendapatkan pertolongan segera, karna darah semakin banyak mengucur dari luka adik saya.Bukan kunci mobil yang saya terima, akan tetapi tamparan dan tinju berkali-kali diarahkan JAGOAN itu ke muka saya, untung saja, ada 2 orang petugas satpam yang sangat sigap melindungi saya dari serangan brutal
JAGOAN itu, sehingga hanya mata kanan saya yang memar dan pendarahan pada
bola mata saya.
Tidak puas karna saya berhasil diselamatkan oleh petugas satpam tersebut,
JAGOAN tersebut mengancam akan MENGHABISI saya dan adik saya. ' Awas
kamu, Saya TEMBAK kamu, saya matikan kamu berdua'.
Melihat keadaan yang sangat tidak menguntungkan buat saya dan adik saya, petugas satpam tersebut segera mengungsikan kami kakak beradik berdua. Kunci mobilku masih enggan dikembalikan, akan tetapi setelah berulangkali petugas keamanan menasehati bahwa dia tidak punya hak menahan kunci mobil, dompet berserta STNK kami, baru dia mengembalikannya kepada pak satpam. Saat ini, kasus ini sudah saya laporkan ke kantor polisi setempat, untuk pengusutan selanjutnya, dengan nomor laporan polisi 683/K/VIII/2007/ SEK.CURUG.

Setau saya pernah dilakukan pemeriksaan dan penertiban terhadap mobil berplakat indetitas DPR MPR RI, bagaimana dengan JAGOAN ini???)
Apakah memang benar dia adalah anggota DPR MPR RI dengan plakat identitas
yang melekat di mobilnya????
Apakah benar seseorang dapat seenaknya saja memukul orang????
Benarkah seorang pria dewasa menganiaya seorang wanita yang sedang panik melihat darahnya mengucur semikian deras dari luka adiknya???
Bisakah seenaknya seseorang menghabisi nyawa orang lain???
Apakah fungsi senjata itu??? Jikalau memang dia punya?? Apakah benar kegunaannya untuk mengancam dan menembak orang lain????

Masih adakah jaminan keselamatan dan perlindungan hukum di Negara Indonesia ini, disisi lain kita punya kewajiban untuk membayar pajak ke Negara???

Tolong disebarluaskan email ini, supaya cukup kami saja yang mengalami hal seperti ini, jangan ada lagi kasus kedua dan ketiga yang mengalami nasib seperti kami. Kami mohon doa dan dukungan dari teman-teman sekalian, semoga keadilan dapat benar-benar ditegakan di bumi Indonesia ini, sehingga tidak ada yang namanya main hakim sendiri.

Kejadian ini ada benar adanya…,rekan-rekan sekalian dapat mengeceknya langsung ke kantor polsek curug dengan nomor laporan yang sudah saya sebutkan diatas, atau dapat menghubungi email saya felyshia@hotmail. com

Terima kasih,
Felyshia@hotmail. com

Jealousy


Pernah iri? Saya sih pernah. Terakhir ini saya iri pada Dwi. Ia rekan satu tim dan satu ruangan di kantor saya. Ia orang Bali.
Kenapa saya iri pada Dwi?
Ni Nyoman Dwi A. ini tadinya nonmuslim. Lalu karena hendak menikah dengan seorang muslim, pertengahan Agustus 2007 ini ia hijrah. Kembali jadi orang Islam. Kembali? Ya, karena Islam mengajarkan setiap orang dilahirkan dengan fitrah, yaitu tunduk kepada Allah SWT. Orang tualah yang kemudian mengubahnya sehingga si anak menjadi penganut Nasrani, Majusi, dll.
Saya iri karena dengan menjadi muslim, Dwi mengalami apa yang mungkin sampai saat ini saya belum pernah alami, yakni suci dari dosa. Benar-benar tidak ada dosa. Orang suci. Saya, andaipun beribadah puasa Ramadan sebulan penuh dan melakukan ibadah-ibadah lainnya, belum tentu mengalami seperti Dwi setelah hijrah ke Islam, suci dari dosa. Benar-benar tidak ada dosa.
Saya tidak perlu tahu dan tidak mau tahu apa motof ia hijrah ke Islam. Itu urusan sangat privat Dwi dengan Allah SWT. Yang saya jadi 'ngiler' ialah adanya kesempatan menjadi orang yang sama sekali baru. Benar-benar mulai dari nol, kosong dosa, bersih dari noda dosa. Betapa enteng langkahnya jika menyadari hidupnya kini bukanlah hidup seperti dulu yang mungkin disisipi keraguan atau kebimbangan akan sesuatu yang hakiki.
Selamat menjadi muslim, Dwi. Masukilah dunia yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan duniamu sebelumnya dengan senyum karena sadar kamu mengawalinya dengan hal yang bisa membuat iri orang lain: suci dari dosa dan 'buku kehidupan' yang lembaran-lembarannya masih kosong dari hal-hal negatif. Alhamdulillah.

Lupa Tujuan


Liga Italia telah dimulai lagi untuk periode 2007-2008. FC Internazionale Milan meraih gelar juara Seri A 2006-2007 dan kini berstatus juara bertahan. Gelar juara di 'musim jujur' dan 'tahun tanpa Juventus' itu menuai bermacam reaksi. Ada reaksi lucu, menurut saya.
Beberapa kalangan, sambil mengucapkan selamat, menyayangkan kedigdayaan Inter Milan yang tidak berdampak pada timnas Italia karena minimnya pesepak bola asli negara tersebut di tim 'Hitam-Biru' itu. Mereka termasuk Roberto Donadoni, si pelatih timnas. Intinya kemenangan Inter bukanlah bukti kehebatan Italia.
Kelucuannya, menurut saya, mereka salah menilai tim. FC Internazionale Milan dibangun dengan tujuan menjadi klub tempat beraksi pemain-pemain hebat seantero dunia. Yang terbaik berhimpun di Inter. Itulah kenapa klub Kota Milano itu menyandang nama 'Internazionale'. Jadi wajar apabila ketika menjadi juara atau pecundang sekalipun, Inter diisi mayoritas pesepak bola non-Italia.
Itu semakin 'sahih' karena pesepak bola terbaik Italia lebih memilih Juventus atau Milan alih-alih Inter untuk berkarier. Juventus dan Milan dipandang lebih bisa menjamin prestasi juara daripada Inter (Itu, menurut saya, dapat dimaklumi setelah peristiwa calciopoli atau moggiopoli membuktikannya).
Kalau publik sepak bola menginginkan klub peraih gelar Liga Italia mencerminkan ketangguhan Italia, batasi saja penggunaan pemain non-Italia dalam sebuah tim. Jadi, siapa pun juara benar-benar tepat merefleksikan il Numero Uno d'Italia.
Sampai itu terjadi, kalau Inter Milan juara Seri A lagi, lagi, dan lagi, publik terutama seorang insan sepak bola Italia sekelas Donadoni tak perlu mengungkit-ungkit masalah keitaliaan. Jangan lupa lagi bahwa Inter Milan memang diproyeksikan sebagai klub kosmopolitan. Semua bintang berhimpun di bawah Langit Hitam-Biru Milano. Bravo sportivitas! Forza Internazionale Milan!

Sekolah itu Mudah


Lihat tayangan The Scholar di televisi swasta berlaberl televisi berita itu? Ternyata bersekolah lanjut itu tidak mudah ya. Tidak cukup hanya pintar, kalau mau sekolah dibayari, orang harus juga bisa menyelesaikan permainan, presentasi, dan tugas-tugas yang direkayasa untuk mengetahui Anda memang berkualitas. Tidak sia-sia untuk dibayari. Berprospek.
Untunglah masih ada jalur lain yang menurut saya relatif lebih mudah. Nabung tiap bulan lalu persiapkan diri menghadapi tes masuk.
Seharusnya memang pendidikan mudah diraih. Landasan yang paling penting menurut saya karena negara ini dibangun untuk 'mencerdaskan kehidupan bangsa' (referensi lengkap lihat UUD 1945 dan pembukaannya). Bukan untuk 'menguntungkan pemerintah dan saudagar (istilah kerennya sekarang: kalangan pengusaha)'.
Untunglah beberapa pemerintah daerah telah benar-benar menggratiskan biaya pendidikan dasar. Belum banyak dan belum merata, tetapi mendingan daripada tidak ada sama sekali.
kalau nyatanya kekuatan dominan justru berpandangan pendidikan merupakan peluang bisnis yang menggiurkan, bahwa berapa pun tarif sekolah dibanderol orang akan berupaya meraihnya, bahwa kualitas ditentukan harga, dan pendidikan formal punya legitimasi kuat, altruis-altruis yang berupaya membalikkan keadaan dan pandangan dengan langkah-langkah kecil sekalipun punya peluang masuk surga dengan kebaikan mereka.
Sekolah itu mudah, seharusnya. Tapi ternyata susah, ya. Kecuali, mungkin, sekolah kehidupan. Masuknya tak sulit, lulusnya sukar.
Universitas Indonesia almamaterku? Sibuk menjauhkan diri dari rakyat yang menjadi fondasinya dengan berbagai syarat administratif dan finansial dan mengusung status badan hukum milik negara sebagai tameng cari untung. Semoga saya diberi kesempatan melihat Universitas Indonesia dan perguruan-perguruan tinggi negeri lainnya berubah haluan berpihak kepada rakyat yang hidup pas-pasan tapi ingin cerdas.